Hamparan bunga krisan di Temanggung ini dikelola BUMDes
Hamparan bunga krisan di Temanggung ini dikelola BUMDes
"Didirikan di atas lahan seluas 800 meter persegi dan terbagi atas 3 blok areal tanam, setiap 200 meter persegi bersisi 10.000 tanaman."
Bunga Krisan yang menjadi kelola BUMDes Jragan Tembarak Temanggung.. ©2017 Merdeka.comEditor : Ibrahim | Jum'at, 05 Mei 2017 09:12
Merdeka.com, Jawa Tengah - Dana desa merupakan terobosan pemerintah dalam merangsang kemajuan serta pertumbuhan ekonomi desa. Salah satu program yang terus digalakkan adalah Budan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Beragam inovasi ditempuh pihak desa agar BUMDes yang dibentuk mampu mendongkrak pemasukan dan berdampak luas pada kesejahteraan masyarakat di dalamnya. Seperti yang dilakukan pemerintah Desa Jragan Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung.
Wujud BUMDes direalisasikan dengan cara merancang sebuah perkebunan bunga krisan yang terletak di Dusun Grembul. Menurut Kepala Desa Jragan, Nur Khozin, perkebunan bunga krisan tersebut telah digagas sejak tahun 2015 dan operasionalnya baru dimulai setahun kemudian, yakni tahun 2016.
“Gagasan mendirikan BUMDes lewat perkebunan bunga krisan kami anggap sangat cocok, mengingat daerah kami memiliki udara yang cukup sejuk karena berada pada ketinggian sekitar 900 meter di atas permukaan laut (mdpl),” jelasnya, Jumat (5/5).
Kebun bunga krisan sendiri, lanjutnya, didirikan di atas lahan seluas 800 meter persegi dan terbagi atas 3 blok areal tanam, setiap 200 meter persegi bersisi 10.000 batang tanaman.
Jenisnya antara lain krisan jarum, lollipop, lolired, lamet, standar piji, dan barbera yang bibitnya didatangkan langsung dari Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.
Ia mengaku, modal awal yang harus dikeluarkan pemerintah desa guna membeli setiap bibit tanaman bunga krisan adalah Rp 500. Melalui perawatan intensif, bunga krisan dapat dipanen setiap tiga kali dalam setahun atau selama 3,5 bulan sekali.
“Tergantung perawatannya juga, kalau memang bagus ya bisa panen tiga kali setahun,” imbuhnya.
Yang patut diperhitungkan, setiap tangkai bunga krisan laku terjual dengan banderol harga Rp 1.000 per tangkai dan biasanya dipasarkan ke Bandungan yang selama ini memang dikenal sebagai sentra penjualan tanaman hias.
Hasilnya, ia mengaku, dalam sekali panen, Desa Jragan memperoleh tambahan pemasukan Rp 5 juta dari hasil penjualan bunga krisan di setiap lahan seluas 200 meter persegi atau mencapai Rp 15 juta setiap tahunnya.
“Padahal lahan yang ada seluas 800 meter persegi. Namun, kami sengaja merancang pemanenan secara berjangka agar memperoleh keuntungan yang berkesinambungan. Ke depan, tak hanya untuk komoditas dagangan bunga hias saja, namun kami merencanakan areal perkebunan ini sebagai destinasi wisata agar mampu mendapat pemasukan dari sektor lain,” pungkasnya.
Dikutip dari : https://jateng.merdeka.com/makro/hamparan-bunga-krisan-di-temanggung-ini-dikelola-bumdes-170505b.html
Komentar
Posting Komentar